Cerpen : aku jatuh cinta
Usia 14 tahun, pertama kali aku merasakan
apa itu jatuh cinta atau biasa dikenal first love. hal yang wajar dan
normal, merasakan ketertarikan kepada lawan jenis . CINTA aku artikan
sebagai suatu kebersamaan menjalani aktivitas dengan saling menyemangati
, dan memberi warna di setiap hari hari.umur segitu, Kelabilan sebagai
seorang remaja masih sangat dominan buatku. Rasa yang masih terus
berubah ubah menjadikan aku cepat bosan dan terus mencari dan mencari
sesuatu yang berbeda dan baru. aku gampang bosan jika hanya berteman
dengan itu itu saja. Bahkan mungkin dengan pacar. Maklum saja masih
labil dan belum mengerti arti CINTA dan MENCINTAI yang sesungguhnya.
Aku
jatuh cinta pertama kali, juga pada pandangan pertama sama seseorang
yang cukup menarik perhatianku. Malam itu, tanpa disengaja, ketika pergi
bersama teman ku, kita berhenti sejenak di suatu jalan masih di
lingkungan dekat rumah temanku. Dia bicara kepada seseorang yang
berjalan di jalan itu. setelah kita meninggalkan tempat itu, tiba tiba
aku teringat akan orang itu. tak tau kenapa dia langsung menarik
perhatianku padahal melihat wajahnya saja aku tak begitu jelas dan
faham, bagaimana latar belakangnya saja aku belum tau. Ketika aku
bertanya sama temanku, ternyata dia ada hubungan saudara sama
temanku.setelah aku tau bahwa dia saudara dari temanku,aku jadi lebih
mudah tau tentang dia. al aku meyebutnya.
Sampai pada akhirnya aku
bisa berpacaran sama dia bulan februari 2012. sejak aku pertama kenal
dia, aku sudah cukup mengerti karakternya. Karna aku fikir jika kita
pacaran pasti sifatnya akan sedikit berubah ternyata sama saja. Dia
tetap keras kepala,sulit buat mengalah, sulit buat mengerti mauku dan
lain lain. Sama seperti sifatku, Karakter kita hampir sama. Itu mungkin
yang menjadikan selalu ada perdebatan diantara kita. Sekali ada satu
yang mengalah, masalah selesai tapi lain waktu akan terjadi perdebatan
dengan tema lain lagi. Perdebatan kita hanya sesuatu hal yang sepele,
tapi tetap saja sulit bagi kita buat menjadikan perbedaan kita menjadi
klop. Dia tetap dengan karakternya yang seperti itu dan aku tetap dengan
diriku yang JAIM. Aku selalu menyebutnya aneh karna dia memang aneh
bahkan nyebelin. Justru itu yang bikin aku malah tambah punya rasa sama
dia. semakin aku membencinya semakin sulit bagiku untuk tidak
menghapusnya dari hatiku. Hanya satu bulan aku berpacaran sama dia,
putusnya pun tidak masuk akal, tak ada masalah apapun, hanya karna aku
merasa ngga dihargai saja perkataanku,aku memang keterlaluan,tak punya
perasaan,tak menghargai perasaan orang yang benar benar baik,sayang,dan
cinta sama aku. Aku berbuat seperti itu karna belum ada sisi kedewasaan
di diriku. Aku hanya gadis 14 tahun yang masih berpola fikir seperti
anak kecil. Dan pastinya masih labil, dan masih bingung buat milih
sesuatu. Walaupun kita sudah putus, tapi dia terkadang masih mau
berkomunikasi baik sama aku tanpa mikirin status pacaran yang dulu.
Semua seakan berjalan normal normal saja seiring berjalannya waktu. Tak
banyak kenangan bersamanya,tapi sulit bagiku untuk bisa menghapus
sosoknya di hatiku, perlahan waktu menyadarkanku, aku telah melepaskan
orang yang sudah membuatku terpukau karna sifatnya. Aku tak menyesali
semuanya, semua sudah terjadi, dan ini sudah takdirnya.
Umur 15
tahun,kali keduanya aku pacaran, Kali ini aku berpacaran sama orang yang
agak nyeleneh dan selengekan. Kenalnyapun tidak jelas asal
usulnya,Ntah mendapatkan nomor ponselku darimana aku tidak tau, aku
masih belum bisa bersikap dewasa,masih mencari jati diri,dan masih labil
dalam mengendalikan ego, lebih cenderung mempunyai rasa penasaran. Saat
itu aku tidak memperhatikan asal usul orang itu, sampai sampai aku mau
diajak pacaran sama dia, sejak kali pacaran yang kedua itulah, aku
sering banyak mengenal cowo dan sering ketemu ketemu sama cowo, tapi
Cuma sekedar ketemu biasa, aku masih bisa tau batasan batasan kenal sama
cowo. Ya walaupun aku sering bohong kalau ketemu sama cowo. Aku sangat
sangat bandel saat itu, suka pacaran terus, belum bisa membedakan yang
baik dan buruk. Masih terlalu happy menikmati masa remaja saat itu.
sampai pada akhirnya aku tersadar bahwa orang itu tidak baik buat aku.
Aku mulai meninggalkannya sejak dia mengajakku untuk berbuat yang tidak
baik.” ......” tak ada yang special di pacaranku kali itu, mungkin aku
menjalaninya dengan main main dan ngga begitu menganggap kehadirannya.
Masih
diumur 15 tahun, aku semakin banyak mengenal cowo, tapi bukan untuk
pacaran, just sekedar kenal saja. Sampai beberapa bulan aku punya pacar
lagi, kali ini juga ngga jelas juga asal usulnya, sama seperti yang ke
dua, tapi dia agak baik orangnya, perhatian banget, paling sabar kalau
aku lagi marah. Aku sering marah ngga jelas, tapi dia tetep sabar sama
sikapku yang ke kanak kanakan itu. sampai aku harus putusin dia dengan
alasan ingin focus ke ujian yang ngga lama lagi akan berlangsung. Dia
tiba tiba marah besar sama aku sambil nyumpahin segala, kalau aku ngga
akan laku untuk selamanya. aku sedikit takut, tapi aku coba berfikir
rasional aja, dia bukan tuhan yang bisa menentukan jodohku. Sejak saat
itu,aku mulai meninggalkan kebiasaan kebiasaan burukku yang sering
pacaran, Aku ninggalin semua demi UN. Hp,temen cowo,ketemu sama cowo,
semua aku tinggalin.
Sejak yang kebiasaan yang dulu, aku belajar
introspeksi diri,bahwa aku bukan anak remaja terus, yang harus terus
bersenang senang ngga penting. Saatnya aku mulai berfikir masa depan,
masa dimana aku harus melangkah sendiri menentukan nasib hidupku kelak.
Sudah saatnya aku berhenti bermain main mempermainkan perasaan cowo.
Setidaknya dari masa lalu, aku bisa lebih milih milih lagi jika memilih
teman,maupun seorang cowo.
pagi itu, aku melangkah berangkat sekolah
dengan suasana hati gelisah,cemas, menjadi satu tak karuan. Rasa yang
terus merasa tertahan sendiri semakin lama semakin sesak jika terus
kusimpan sendiri. Ntah apa yang membuatku kembali lagi mengingat sosok
cinta pertama itu, apa karna dia cinta pertamaku,ataukah karna dia sudah
membuatku merasa terpukau mengetahui dirinya yang berbeda dengan cowo
lainnya. Ntahlah
Perlahan aku menaiki tangga dengan semburat muka
tertekuk sekali menyapa teman dengan senyuman ngirit. sampai dikelas,
lesu,tidak semangat,diam menjadi satu kesatuan yang sangat kompak .
Istirahat pertama mendorong langkah kakiku untuk pergi menemui temanku
yang biasa menampung curhatanku. Walaupun dia bukan sahabatku,dia adalah
teman yang paling mengerti perasaanku dan dia selalu punya cara
bagaimana membantuku disaat aku sedang bermasalah dengan hati. aku cukup
lega jika sudah bercerita dengannya. Hanya dia teman yang tau tentang
pribadi hatiku yang sangat menjadi hal privasiku saat itu. Aku bercerita
dengannya tentang kegelisahan,mimpi,dan kecemasan yang aku rasakan
terhadap orang yang pernah memberi arti cinta pertama kali di hidupku.
Si al aku menyebutnya.
Setelah temanku cukup tau tentang masalah
hati yang aku alami, dia sedikit mulai bertindak untuk membantu
menyelesaikan masalahku. Ntah aku tak tau dia berkata apa sama si al
tiba tiba si al memberi pesan mesege dan tanpa basa basi dia bertanya
sama aku dan menawari untuk ngajak balikan. Saat itu aku cukup kaget dan
tidak menyangka dia akan berkata seperti itu.
Mulai awal itu aku
lalui hari hari sama dia dengan sms,telfon dll. Sampai saatnya aku
terlalu munafik menjadi seorang wanita. Cinta yang aku harapkan sudah
datang menghampiriku. tapi dengan keras kepalaku yang tetap berpegang
pada takdir, aku lebih mengulur jawabanku atas ajakannya balikannya dan
memilih tetap memasrahkan semua pada takdir.
Ntah apa sebenarnya
yang ada difikanku saat itu, serasa aku memainkan alur critaku
sendiri,egois sama diri sendiri dan sampai akhirnya menjadi senjata
sendiri buatku.
Mungkin terlalu lama aku menelantarkan jawaban itu
sampai pada akhirnya disaat aku mau mulai memberi jawaban buat dia, tiba
tiba dia memberi pernyataan bahwa dia belum bisa menerimaku. Disaat dia
berkata seperti itu,aku tidak menanyakan alasan kenapa dia berubah
seperti itu. semua sudah berlalu. Aku melanjutkan hari hariku lagi
meskipun masih berat melepasnya.
Di awal ku masuk ke sekolah
menengah atas (SLTA),Disitu aku mulai tersadar bahwa selama aku bersama
dia dulu dalam hubungan tanpa status, aku sudah menelantarkan jawaban
dan sedikitpun tidak menghargai sikap baiknya yang dia tunjukkan sama
aku. Aku bingung dengan apa yang aku rasakan dulu. Dia seakan menjadi
tokoh utama yang ada dalam cerita cintaku. Ntah apa yang ada pada
dirinya aku tak tau. Serasa dirinyalah yang terbaik buatku. Sejak saat
dia membuat pernyataan seperti itu, hari hari ku mulai kembali tak
semangat lagi, hampir setiap hari aku menangis dan menangis, seakan
terus menyesali perbuatanku. Aku seperti orang yang kehilangan
arah.aku mencoba menyibukkan diri untuk sedikit terhindar dari masalah
itu, tapi rasanya sangat sulit. Semakin aku terus melihat kebaikannya
semakin sulit bagiku buat menghapus semua memory tentangnya. Saat itu
aku mulai belajar sejenak menenangkan hati dan fikiran dengan tidak
membahas,melihat semua tentangnya.
Berhari hari aktivitasku lebih
menjerumus sama dunia maya. Terus menerus nge post kegalauan kegalauan
yang ngga penting. Kegalauan yang sudah mengganggu konsentrasi
sekolahku. Saat itu sekolahku sudah mulai kacau. Nilaiku menurun,lebih
menghabiskan waktu dikamar dan cenderung malas dan merenung terus.tanpa
mikirin dampak buruknya buat sekolahku sendiri. Mungkin itu pemicu aku
sering galau. Semakin lama aku semakin galau, Tapi ngga lama aku menenal
sosok cowo yang merubah semuanya.
Awal perkenalanku sama dia,
tidaklah special ataupun berkesan. Di dunia maya kita dipertemukan untuk
saling mengenal satu sama lain. Dia orang yang selalu hadir di setiap
aktivitasku di dunia maya. Diam diam dia selalu memperhatikan
aktivitasku di dunia maya. Hampir semua status di jejaring facebook yang
aku buat, dia selalu selalu hadir dan memberi komentar. Saat itu aku
beranggapan semua orang yang berkomentar tentang status yang ku buat
tidak penting dan hanya pendapat biasa yang tak penting buat aku
tanggapi.tanpa aku sadari, Semakin lama dia semakin terus
memperhatikankku di dunia maya. Beberapa minggu kemudian, ada pesan
masuk dari nama pengguna facebook yang bernama “andhika prakoso” dialah
orang itu. orang yang selalu hadir di setiap aktivitasku di jejaring
sosial. Dengan basa basinya,dia berkenalan sama aku dan ujung ujungnya
minta nomor ponselku. Saat itu, aku ngga begitu merespon baik dia karna
aku anggap ngga penting. karna saat itu,aku masih galau berat dan baru
mengalami drop akut karna cinta. Aku abaikan pesannya dan aku minta maaf
sama dia karna ngga bisa memberikan nomor ponselku. Satu hari kemudian,
tiba tiba aku berubah fikiran, Aku merasa sangat butuh sekali seorang
teman cowo yang bisa menghiburku disaat saat galau. aku merasa Dia
orang yang pas buat ku jadikan teman sharing saat itu. ketika aku
kembali liat cara dia berkata kepada cewe,caranya mendekatiku, dia cukup
menarik perhatianku. Dan itu awal aku lebih kenal sama dia.
Hampir
setiap hari dia selalu sms terus, baru 3 hari dia sudah terlihat cerewet
dan banyak Tanya Tanya. Dia bisa mengimbagi karakterku yang cenderung
dingin dan cuek, saat itu dia orangnya ternyata cukup sabar menghadapi
orang jutek +cuek kaya aku ini. Dia cukup menghiburku saat itu. dia
sempat bertanya tentang kegalauan kegalauan yang selalu aku tunjukkan
ketika sedang aktiv di jejaring sosial facebook. Aku menceritakan
masalah kegalauanku semua sama dia termasuk orang yang sudah bikin aku
galau alias si mantan. Dia seakan ingin menghiburku dan dia selalu
menyarankan untuk tidak galau karna ngga penting. Dengan gaya humornya,
dia berkata seperti itu. aku merasa tersemangati saat itu. dia bisa
sedikit mengembalikan normal semua perasaanku,sampai pada suatu hari dia
ngajak buat ketemu tapi aku menolak karna aku ngga minat sama sekali
buat ketemu ketemu dulu sama orang asing. Ya walaupun aku sudah sedikit
kenal dia, tapi itu belum cukup. Aku masih waspada sama dia, aku masih
beranggapan bahwa dia itu orang yang selengek an,ngga sopan,suka
kluyuran kluyuran ngga jelas kaya cowo cowo pada umumnya,pokoknya
negative terus yang ada di fikiranku tentang dia. ntah apa yang
membuatku selalu berfikir seperti itu setiap kenal dengan cowo. Ya tapi
ngga pa pa lah lebih baik seperti itu bisa lebih waspada buat
kedepannya.
Kali kedua dia ngajakin ketemu lagi, dan aku nolak
lagi,kali ketiga ngajakin lagi dan nolak lagi, dan buat kali ke empat
,dia ngajakin lagi dan itu disaat aku lagi ada waktu luang dan kesepian
di rumah, ya udah aku iya in aja ajakannya malam itu.malam itu aku diam
diam kluar buat ketemu dia, dia aku kasih alamat rumahku tapi aku suruh
nunggu di depan sekolah sd yang ngga jauh dari rumahku.aku sempat
berangan angan kalau nanti aku sudah ketemu sama dia,dan orangnya
seperti yang ada di fikiranku, pkoknya aku mau jauh jauh dari dia,aku
ngga mau kenal dia lagi. Aku membuat janji seperti itu sama diriku
sendiri saat itu. Aku berjalan kearah sekolah itu, aku liat ada cowo
dengan kendaraanya di samping sd itu. aku masih bingung apa itu dia apa
ngga. Sambil noleh sana sini. Tiba tiba dia sms “ayo” . oh berarti itu
memang dia. lalu dia ngajak jalan jalan malam itu keliling kudus.
Disepanjang perjalanan ternyata dia orangnya sama seperti ketika pertama
kenal . Tetep humoris,murah senyum, aslinya tambah keliatan cerewetnya
ketika dia banyak ngomong ketimbang aku.Banyak candaan candaan yang dia
buat di sepanjang perjalanan. Dia bikin aku ketawa lepas, kita sangat
klop dalam berkomunikasi baik langsung maupun tak langsung. Baru ketemu
aja, aku sama dia sudah gampang nyatuin ke akrab an. Begitu asyiknya
becanda sampe lupa waktu kalau hampir pukul 20.00. aku minta pulang dan
diantar di deket sd lagi. Dia sempet mau nganterin sampe rumah tapi aku
bilang jangan dan belum berani. Dia nurut aja apa kataku.
Sampe
dirumah,sesekali aku senyum senyum sendiri teringat akan candaan dia,dia
membuatku nyaman ketika aku di dekatnya. Sampai beberpa hari, dia
ngajakin ketemu lagi buat yang kedua kalinya, Aku langsung mau karna aku
sangat happy kenal sosok dia yang humoris dan murah senyum itu. Aku
merasa dihargai aja sebagai cewe. Pertemuan kedua itu, dia bertanya
tentang kejujuran sama aku “tadi kluar alasannya bilang apa” “ya nyari
tugas lah” “berati bo’ong” “yah gimana lagi, kalau ngga kaya gitu,ya
ngga bisa kluar” “bilang aja kalo kluarnya sama aku” “aku belum berani”
“terus sampe kapan mau bo’ong” “emmb ngga tau deh aku” “ mendingan
bilang jujur aja kalo mau kluar ma aku, daripada bo’ong kaya gitu malah
bahaya, biar ortunya tau kamu pergi kemana and sama siap jadi ngga
khawatir. Nah kalo bo’ong kya tadi ntar kalo aku orang ngga baik
gimana,ntar kalo kamu aku apa apain gimana, kan ngga tau ortunya, bilang
aja ya” “aku belum berani” “kenapa kok belum berani” “ya belum berani
aja takutnya ntar dimarahin” “ngga ngga, ngga akan dimarahin ? percaya
deh sama aku “ “ ya udah deh kapan kapan aja aku bilangnya” “ntar aja
kalau habis pulang ini kamu langsung bilang” “ udahlah gampang ntar lah
aku bilang kalo udah waktunya” “sampe kapan ? sampe dosanya numpuk
segunung ? daripada dosanya numpuk numpuk terus mendingan langsung
bilang” “ yaya ntar aku tak bilang”.
Sampe rumah aku mikir mikir
cari moment yang yang pas buat bilang sama ibuk. Ngga lama kemudian
handphoneku bergetar ada mesege dari dia 089xxxxxxxxx “gimana udah
bilang apa belum” “emhh belum, aku maju mundur nih takut malah” “ ngga
usah takut tak dukung dari sini ya” “ ya udah lah udah dulu ya ini udah
ada ibuk aku mau bilang” “yaudah sukses ya”.
aku beraniin malam itu
cerita semua tentang kebohonganku pas kluar sama cowo. Dan ibuk ternyata
merespon baik, ibuk ngga marah, malah menasehati ngga pa pa asalkan
ngga macem macem. Aku lega banget malam itu. itu pertama kalinya aku
berani bilang hal yang udah lama aku sembunyiin. Aku langsung sms dia
to
089xxxxxxxxx “ aku udah bilang sama ibuk barusan, ternyata ibuk aku
ngga marah kok malah nyaranin agar ngga macem macem aja” “ tu kan apa
kataku .... bener kan ibuknya ngga akan marah... kalo udah gini kan
enak, aku kalo ngajak kamu kluar jadi bisa langsung kerumah minta izin
langsung sama ibuknya, bisa sekalian kenalan sama ibuknya juga hehe” “ya
deh iya”.
Sampai pertemuan ketiga, dia ngajak ketemu lagi, dia mau
jemput di rumah tapi aku belum siap karna aku ngga enak kalo diliat
tetangga. Dia ngertiin itu dan dia aku suruh nunggu di gang deket
rumahku. Pas aku sama dia udah jalan, dia bertanya “tadi bilang gimana
kluarnya” “ ya bilang kalo mau kluar sama kamu lah” “ bagus deh” sambil
dia senyum senyum sendiri ketika aku liat dari kaca spion motornya. Dia
ngajakin makan malem,Sampai disuatu tempat,kita duduk berhadapan, Dia
liat aku, aku juga liat dia.kita sama sama tersipu malu. Aku selalu
liat dia selalu senyum terus kalau lagi sama aku, Saat makan, kita tak
henti hentinya bikin kegokilan yang kocak abis,dia becanda in aku terus,
Kita ketawa terus, dan dia asik banget orangnya.
Sebelum jam 20.00
dia ngantrein aku pulang, sampai rumah, aku malah mulai berfikir lebih
“dia tu udah berkali kali ngajakin ketemu,kenal juga lumayan lama, tapi
kok hanya sebatas gini ya...ah yaudah lah ngga papa” ngga lama kemudian
dia sms “lagi apa ?” “ ini lagi tiduran aja” “aku boleh nanya ngga”
“apa” “ini mungkin memang terlalu cepet, tapi daripada ditunda tunda
mending aku bilang sekarang” “knp ?” “kamu mau ngga jadi pacar aku”
“kamu yakin ? ngga nyesel ntar?” “ ngga. Ini udah aku fikirin mateng
mateng” dia bilang kalau aku orangnya asik karna aku merasa nyaman juga
sama dia,dan dianya juga asik orangnya, akhirnya aku trima ajakannya
buat pacaran dan status kita berubah menjadi pacaran mulai malam itu 14
agustus 2013.
tgl 7 sepetember dia ultah, aku bela belain ngga tidur
sampe jam 00.00 demi dia. aku mengirim pesan buat dia. to 089xxxxxxxxx
“happy birthday ya sayangku :* semoga panjang umur,tambah baik
bla..bla...bla...” paginya dia baru bles “makasih ya sayangku :* maaf ya
sayang aku semalem udah tidur jadi ngga aku bales”” iya sama sama
sayang, ngga papa kok aku Cuma pingin jadi orang pertama yang ngucapin
itu di hari special kamu :*” “makasih ya sayang :*” “ntar malem kluar ya
sayang” “aduh maaf ya sayang aku ngga bisa aku ada urusan lain. Gimana
dong” “yaudah lah ngga usah padahal aku pingin kluar sama kamu” padahal
aku saat itu ngerjain dia,sengaja bikin dia kecewa. Tapi akhirnya aku
juga mau kluar sama dia malam itu.
3 bulan kita menjalani
pacaran,didalam waktu itu, kita lalui hari hari bareng, karna libur
sekolahku jum’at dan libur sekolah dia minggu, setiap hari kamis dan
sabtu dia selalu maen kerumah,nonton film bareng,terkadang juga pergi
kluar jalan jalan or makan di luar,kadang nge juize di tempat biasa, dan
ngobrol bareng, dan masih banyak lagi keseruan yang aku lalui sama dia.
Kita selalu ketawa terus setiap lagi berdua bareng. Pernah sekali dia
bikin aku nangis dan aku bener bener kecewa tapi dia terus minta
maaf,aku fikir itu Cuma kesalah fahaman yang harus aku respon dengan
pemikiran yang rasional. karna aku orangnya gampang maafin orang, aku
maafin dia tapi masih sedikit ngga ngerespon baik pesan mesege
nya,saking kecewanya. Dia lalu minta kerumahku buat bicara sesuatu,Tapi
aku ngga mau dia kerumahku dulu,aku ngga mau ibuku tau masalahku sama
dia. terus aku minta ketemu di tempat biasa kita nge juize bareng. aku
datang duluan, Ngga lama kemudian dia datang, tetap dengan murah
senyumnya dia melihatku. dan duduk di depanku dengan sapaan senyum
manisnya itu. dia melihat aku sambil minta minta maaf atas semua masalah
tadi, sekali aku menjawab dengan jawaban ngirit. Dia terus merayu dan
merayu,sambil menghiburku. aku lebih banyak diam dan dia lebih heboh
dengan cerewetnya itu, dia berusaha membuat suasana malam itu menjadi
ceria, sampai akhirnya dia membuatku ketawa lagi dan suasana yang semula
hening tiba tiba menjadi ceria kembali dengan candaan candaan nya.
Next
day perlahan sikap yang dulu ngga terlihat mulai terlihat ketika status
sudah berubah pacaran. Dulu dia selalu bersikap santai,dan tak
mempermasalahkan jika sms nya aku balas lama tapi semenjak pacaran,
setiap aku telat balas pesan, dia selalu nething dan mengira aku lagi
marah lah apa lah bla bla bla... sampai aku bingung harus dengan cara
apa aku jelasin.yang paling parah dia mulai salah faham akan mantanku
yang dulu pernah aku critain sama dia. dia ngira aku masih suka sama
mantanku, Dia benar benar salah pemikiran, dan ngga mau mencoba
mendengarkan dan mencerna semua penjelasanku. Dia tetap pada
pendiriannya. Hampir 4 bulan terakhir itu hubunganku sama ngga semulus
sebelumnya. Kita cenderung terus berdebat. Sampai di suatu hari, hampir
sehari kita tidak saling berkomunikasi, Aku menunggu sms dari dia,tapi
ngga ada sms satupun yang masuk dari dia.aku sempat melihatnya aktiv di
dunia maya tapi knp dia ngga sms. Aku fikir ntar dia bakalan sadar sadar
sendiri, tapi sampai pada malamnya dia ngga sms juga. Kira kira pukul
21.00 aku mencoba sms dulu, dia malah tiba tiba member pernyataan yang
sangat menyakitkan buat aku “udah cukup kamu buat aku sakit hati
terus,udah cukup sampe disini aja,aku ngga tahan sama perlakuan
kamu,kamu selalu nyakitin perasaanku, aku selama ini sudah sabar kali
ini sudah cukup kesabaranku. Aku minta mulai sekarang kamu ngga usah
ganggu hiduku lagi. Aku sudah terlanjur sakit hati” aku syok berat
menlihat pernyataan nya itu. aku terus menjelaskan sekuat kesabaran dan
fikiran aku tp ttep saja dia lebih memilih jalan fikirannya tanpa dicari
solusinya lagi. Perdebatan kita di lanjut sampai pagi hari. Aku tetap
mohon,minta maaf sama dia dan mencoba menjelaskan kesalah fahaman yang
terjadi tapi tetap saja dia tidak mau mendengarkan prkataanku. Sampai
aku mohon mohon dengan merendahkan diriku sendiri, Aku lakukan itu karna
aku masih sayang dan cinta sama dia. saat itu dia dia berkata kepadaku
“aku ngga mau kamu bicara kaya gitu lagi, aku mau ngasih kesempatan
kedua tapi kamu ngga usah berkata kaya gitu lagi”. Disitu aku berfikir
mungkin dia terpaksa melakukan itu. tapi aku ngga peduli, semua bisa
berubah dan aku akan berusaha merubah semuanya normal.
Hampir satu
bulan hubungan kita mulai dengan saling membuat perubahan, terutama aku,
aku berusaha mati matiaan merubah semua demi dia,demi hubungan kita.
Disaat hubungan kita tak ada masalah apa apa, tiba tiba dia memberi
pernyataan yang mengagetkanku malam itu. pernyataan yang halus namun
sangat amat membuat hancur perasaanku “sayang seandainya kita ngga
pacaran gimana, kita masih tetep temenan kok, aku Cuma ngga mau kita
berantem terus” sebuah pernyataan aneh dan alas an yang tidak rasional.
Pernyataan yang seharusnya tidak dia ungkapkan di saat hubungan kita tak
ada masalah apa apa. Aku merasa dikhianati, hatiku hancur sehancur
hancurnya kesekian kalinya. Yang paling parah, ketika aku Tanya ? dia
mengakui bahwa dia terpaksa memberi kesempatan kedua sama aku karna
kasihan. Dan lebih parahnya dia juga mengakui bahwa semua rangkaian kata
cintanya sebulan terakhir itu ternyata sandiwara.
Perasaanku hancur
sehancur hancurnya, kedua mataku berderaian air mata tanpa hentinya
ketika malam itu menerima kenyataan pahitnya. aku tidak habis fikir akan
disakiti oleh orang yang benar benar sudah meberi warna baru dalam
hidupku,orang yang benar benar aku sayangi dengan tulus.
Satu bulan
aku belajar untuk move on dari dia,ngga ada rasa dendam sedikitpun dari
hatiku, semua ini sudah takdir yang harus aku terima, mungkin ini sudah
jadi jalan yang harus aku terima. walaupun sulit, terus aku coba.
Perlahan bisa, walaupun rasa itu masih tertinggal di hati ini. Begitu
aku mendengar dan melihat bahwa dia sudah punya pengganti baru, aku
sedikit bisa lebih mudah melepas cintanya.aku merasa tersadar aku harus
bisa melepas dia, aku harus terus lanjutin hari hariku menjadi normal.
Walaupun rasanya masih sakit,perlahan aku bisa.
Satu bulan aku
sedikit bisa menyibukkan diriku dengan aktivitas baru, dan sedikit lupa
akan kegalauan tentang masa laluku. Aku sudah cukup tenang dengan
aktivitas baruku saat itu tanpa memberatkan fikiranku buat mikirin
tentang cowo.
Pagi itu disekolah saat istirahat pertama seperti
biasa aku maen ke kelas temen temenku yang berbeda kelas sama aku. Tiba
tiba salah seorang temanku memanggil manggilku dengan sebutan nama
“andhika” reflek aku langsung bilang “ issh apaan sih, ngga usah nyebut
nyebut nama itu lagi napa ?jangan coba ngingetin lagi deh, ngga mau kan
kalau aku galau terus.” Temanku itu langsung memberi tau sesuatu sama
aku tentang dia bahwa sebenernya andhika itu sudah sebenernya masih
sayang sama aku. Dan bahagia kalo sama aku. Disitu aku langsung berfikir
bahwa itu Cuma kata kata biasa dan aku anggap Cuma gurauan saja. Aku
tidak menanggapi serius perkataan temanku itu. aku langsung balik ke
kelasku dan jalanin aktivitas biasa. Tanpa aku tau ternyata setelah aku
bailk ke kelas, temanku masih lanjut saling komunikasian membahas
tentang aku dan aku ngga tau mereka membahas apa.
Sore harinya ketika
aku mau pergi sama ibuku, tiba tiba temenku tadi datang. Dia ngomong
kalau andhika mau minta maaf sama aku dan dia nyesel dan mau dateng ke
rumahku sore itu juga. Aku kaget dan bingung sendiri, ini maksudnya apa ?
kenapa jadi gini ? aku ngajak temenku masuk ke dalam, beberapa menit
kemuadian, dia datang perlahan masuk ke dalam rumah dan duduk di
debelahku. Aku ngga bicara sedikitpun karna ngga ada yang perlu
dibicarakan lagi.dia ganti posisi duduk di depanku Dia memulai
pembicaraan “aku mau minta maaf ” “baru nyadar” “kamu masih suka sama
mantanmu kan” “itu lagi ....suka ngga berati cinta kan ? aku suka karna
aku mengagumi dia” “ya udah aku minta maaf, aku baru nyadar ternyata
kamu orange baik banget” “selama ini kemana aja” “iya aku minta maaf”
“ya” aku boleh ngomong sesuatu ngga” “silahkan” “ntar pasti kamu mikir
yang aneh aneh” “ngomong aja” “kamu mau ngga balikan sama aku” “terus
pacarmu gimana” “aku udah ngga sama dia” “ow” “gimana, mau ngga kalo
ngga mau ngga papa kalo mau Alhamdulillah” “aku butuh waktu” “berapa
lama” “ntar malem habis isya” “ya udah tak tunggu”
Sore menjelang
petang dia masih dirumahku juga temanku. Tiba tiba hujan deras, terpaksa
mereka tetap di rumahku sambil nunggu hujan reda. Sampai maghrib masih
hujan. Kita sholat bareng. Habis itu kembali ngobrol ngpbrol lagi.
Sekitar hampir pukul 19.00temenku pulang duluan walaupun masih sedikit
hujan dia terjang karna sudah malem. Dan si dia masih di rumahku nunggu
hujan reda. Di depan rumah aku sama dia malah maen maen air ujan. Basah
basah an sama air hujan. Kita ketawa lepas,dia becandain aku seakan
terlupa akan maslah yang dulu.
Aku ngajak dia ke dalem lagi karna
diluar dingin. Kita bercanda lagi,ketawa lagi, tiba tiba dia bilang “ini
udah jam 19.00 gimana ?” “apa” “halah kamu gitu” “kamu serius ? apa
ngga ganggu kamu, bentar lagi kan mau UN “ “ngga ngga, itu bisa diatur “
“ya udah tapi kamu harus nurut peraturanku. Kalo sms an ngga boleh
sering kalo bisa 2 minggu sekali or kalo bisa malah 1 minggu sekali
biar kamunya lebih focus lagi” “bentar banget 1 minggu sekali, 2 minggu
sekali ya “ “ ya udah gpp” “satu minggu 7 kali deh” “udah jangan ngeyel
nurut aja demi kebaikanmu juga”
Malem itu hujan udah reda. Dia pamitan sama ibuk aku dan pulang.
Keesokan
harinya aku berangkat sekolah dengan senyum baru. Aku bahagia banget
pagi itu, sampe dikelas, aku crita sama temen sekelasku tentang kejadian
semalem dan temenku kaget. Awalnya temenku ngga setuju dengan jawabanku
atas dia, tapi perlahan aku meyakinkan temenku bahwa semua akan baik
baik saja dan temenku mengikuti mauku saja jika itu membuatku bahagia.
Sepulang
sekolah, aku istirahat bentar. Tiba tiba ada sms masuk dari dia
“sayang” “dalem bang pupul” “kok bang pupul sih ?” “lah terus” “pake
sayang kan lebih enak” “ iya bang pupul sayang ?” “nah gitu kan enak
diliatnya hehe” bla la bla....
Malem harinya kita kembali membahas
masalah kemarin malem “sayang kalo terpaksa nrima aku mending ngga usah
aja daripada sayang nyesel” “ngga bang ,aku Cuma ngga habis fikir aja
sama perlakuan bang pupul yang dulu” ”say aku ngga boleh pacaran sama
ortuku kok, aku disuruh focus ujian, sebenernya aku pingin banget kita
pacaran tapi kondisinya ngga dukung” “ trus apa maksud nya kemaren
dateng minta maaf ngajakin balikan trus ujung ujungnya kaya gini nykitin
lagi” “kamu jangan marah tah” “semoga lancar dg persiapan UNnya dan
bisa nerusin ke pendidikan yang kamu pinginin” bla...bla...bla....
Berlanjut
sampe pagi “kamu jangan marah tah,aku ngga mau kamu marah, kalo kamu
marah ntar aku jadi tambah ngga bisa konsen” “seharusnya kalo kamu ngga
pingin fokusmu terganggu, kemaren seharusnya ngga usah bela belain
dateng minta maaf cos ngajak balikan ujung ujungnya nyakitin lagi kaya
gini” bla...bla...bla....
Mulai saat itu aku merasa sudah disakiti
kesekian kalinya sama dia tapi aku mencoba sabar dan ikhlas menerima
semua ini. Aku semakin berfikir positif saat itu. aku harus lebih hati
hati lagi kalau mau nentuin sesuatu.aku ngga menyesali semua ini, aku
berfikir ini mungkin sudah takdirnya seperti ini, Aku mencoba
menormalkan hari hariku kembali, Aku jalani hari hari seperti biasa
walaupun kadang jika teringat akan dia, aku galau lagi. Tapi aku percaya
semua akan baik baik saja. Aku berfikir positif aja tentang dia,
mungkin dia memang harus lebih focus ke ujiannya. Dan aku juga harus
tetep mkir ke depan lanjutin kegiatanku sekolah.
Beberapa bulan
kemudian, di hari ultahu yang ke 17, tiba tiba dia muncul lagi, dia
orang pertama di hand phoneku yang ngirimin pesan ucapan hampir pukul
01.00. “happy birthday ya umi...semoga tambah pinter... wish you all the
best J :* ({}) :D bla..bla..bla..“ aku baru bales pagi hari “makasih”
“maaf banget ya aku ngga bisa ngado apa apa L” “santai aja. Doain yang
terbaik aja udah cukup” “tapi beneran kok aku ngga enak sama kamu” “
santai aja kalik,kaya orang aja pake ngga enak segala” “baru tau ya :D “
“yayaya” “yaudah met sekolah ya J” “iya” itu terakhir percakapan kita
dan sampai sekarang aku ngga pernah lagi komunikasian sama dia. dia
sibuk dengan sekolah dan persiapan menjelang UN nya,juga mempersiapkan
buat masuk ke universitas yang dia inginkan. dan sekarang,aku cukup
happy dengan aktivitasku, memperbanyak bikin puisi dan cerpen. sekarang
semuanya biar going the flow aja. Petualangan cintaku aku rasa sudah
cukup sampai dia saja dulu sampai mendapatkan yang benar benar bisa
menerima aku apa adanya dan tulus mencintaiku. Pengalaman pengalaman
yang dahulu biarlah jadi crita indah dimasa depan. Aku ngga akan menoleh
kebelakang terus, aku akan focus ke depan, Aku akan lebih serius nempuh
pendidikan dulu, masa lalu,biarkan menjadi bekal ku untuk terus maju ke
depan untuk terus berfikir positif dan belajar buat bersikap lebih
dewasa lagi menyikapi suatu hal. Menjadi dewasa ternyata memang
sulit,dan aku percaya suatu saat waktu akan merubahku menjadi dewasa.
Buat kelanjutan ceritanya,wait me aja ya kaya gimana nanti...see you "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar