Jumat, 21 Maret 2014

Cerpen : aku jatuh cinta
Usia 14 tahun, pertama kali aku merasakan apa itu jatuh cinta atau biasa dikenal first love. hal yang wajar dan normal, merasakan ketertarikan kepada lawan jenis . CINTA aku artikan sebagai suatu kebersamaan menjalani aktivitas dengan saling menyemangati , dan memberi warna di setiap hari hari.umur segitu, Kelabilan sebagai seorang remaja masih sangat dominan buatku. Rasa yang masih terus berubah ubah menjadikan aku cepat bosan dan terus mencari dan mencari sesuatu yang berbeda dan baru. aku gampang bosan jika hanya berteman dengan itu itu saja. Bahkan mungkin dengan pacar. Maklum saja masih labil dan belum mengerti arti CINTA dan MENCINTAI yang sesungguhnya.
Aku jatuh cinta pertama kali, juga pada pandangan pertama sama seseorang yang cukup menarik perhatianku. Malam itu, tanpa disengaja, ketika pergi bersama teman ku, kita berhenti sejenak di suatu jalan masih di lingkungan dekat rumah temanku. Dia bicara kepada seseorang yang berjalan di jalan itu. setelah kita meninggalkan tempat itu, tiba tiba aku teringat akan orang itu. tak tau kenapa dia langsung menarik perhatianku padahal melihat wajahnya saja aku tak begitu jelas dan faham, bagaimana latar belakangnya saja aku belum tau. Ketika aku bertanya sama temanku, ternyata dia ada hubungan saudara sama temanku.setelah aku tau bahwa dia saudara dari temanku,aku jadi lebih mudah tau tentang dia. al aku meyebutnya.
Sampai pada akhirnya aku bisa berpacaran sama dia bulan februari 2012. sejak aku pertama kenal dia, aku sudah cukup mengerti karakternya. Karna aku fikir jika kita pacaran pasti sifatnya akan sedikit berubah ternyata sama saja. Dia tetap keras kepala,sulit buat mengalah, sulit buat mengerti mauku dan lain lain. Sama seperti sifatku, Karakter kita hampir sama. Itu mungkin yang menjadikan selalu ada perdebatan diantara kita. Sekali ada satu yang mengalah, masalah selesai tapi lain waktu akan terjadi perdebatan dengan tema lain lagi. Perdebatan kita hanya sesuatu hal yang sepele, tapi tetap saja sulit bagi kita buat menjadikan perbedaan kita menjadi klop. Dia tetap dengan karakternya yang seperti itu dan aku tetap dengan diriku yang JAIM. Aku selalu menyebutnya aneh karna dia memang aneh bahkan nyebelin. Justru itu yang bikin aku malah tambah punya rasa sama dia. semakin aku membencinya semakin sulit bagiku untuk tidak menghapusnya dari hatiku. Hanya satu bulan aku berpacaran sama dia, putusnya pun tidak masuk akal, tak ada masalah apapun, hanya karna aku merasa ngga dihargai saja perkataanku,aku memang keterlaluan,tak punya perasaan,tak menghargai perasaan orang yang benar benar baik,sayang,dan cinta sama aku. Aku berbuat seperti itu karna belum ada sisi kedewasaan di diriku. Aku hanya gadis 14 tahun yang masih berpola fikir seperti anak kecil. Dan pastinya masih labil, dan masih bingung buat milih sesuatu. Walaupun kita sudah putus, tapi dia terkadang masih mau berkomunikasi baik sama aku tanpa mikirin status pacaran yang dulu. Semua seakan berjalan normal normal saja seiring berjalannya waktu. Tak banyak kenangan bersamanya,tapi sulit bagiku untuk bisa menghapus sosoknya di hatiku, perlahan waktu menyadarkanku, aku telah melepaskan orang yang sudah membuatku terpukau karna sifatnya. Aku tak menyesali semuanya, semua sudah terjadi, dan ini sudah takdirnya.
Umur 15 tahun,kali keduanya aku pacaran, Kali ini aku berpacaran sama orang yang agak nyeleneh dan selengekan. Kenalnyapun tidak jelas asal usulnya,Ntah mendapatkan nomor ponselku darimana aku tidak tau, aku masih belum bisa bersikap dewasa,masih mencari jati diri,dan masih labil dalam mengendalikan ego, lebih cenderung mempunyai rasa penasaran. Saat itu aku tidak memperhatikan asal usul orang itu, sampai sampai aku mau diajak pacaran sama dia, sejak kali pacaran yang kedua itulah, aku sering banyak mengenal cowo dan sering ketemu ketemu sama cowo, tapi Cuma sekedar ketemu biasa, aku masih bisa tau batasan batasan kenal sama cowo. Ya walaupun aku sering bohong kalau ketemu sama cowo. Aku sangat sangat bandel saat itu, suka pacaran terus, belum bisa membedakan yang baik dan buruk. Masih terlalu happy menikmati masa remaja saat itu. sampai pada akhirnya aku tersadar bahwa orang itu tidak baik buat aku. Aku mulai meninggalkannya sejak dia mengajakku untuk berbuat yang tidak baik.” ......” tak ada yang special di pacaranku kali itu, mungkin aku menjalaninya dengan main main dan ngga begitu menganggap kehadirannya.
Masih diumur 15 tahun, aku semakin banyak mengenal cowo, tapi bukan untuk pacaran, just sekedar kenal saja. Sampai beberapa bulan aku punya pacar lagi, kali ini juga ngga jelas juga asal usulnya, sama seperti yang ke dua, tapi dia agak baik orangnya, perhatian banget, paling sabar kalau aku lagi marah. Aku sering marah ngga jelas, tapi dia tetep sabar sama sikapku yang ke kanak kanakan itu. sampai aku harus putusin dia dengan alasan ingin focus ke ujian yang ngga lama lagi akan berlangsung. Dia tiba tiba marah besar sama aku sambil nyumpahin segala, kalau aku ngga akan laku untuk selamanya. aku sedikit takut, tapi aku coba berfikir rasional aja, dia bukan tuhan yang bisa menentukan jodohku. Sejak saat itu,aku mulai meninggalkan kebiasaan kebiasaan burukku yang sering pacaran, Aku ninggalin semua demi UN. Hp,temen cowo,ketemu sama cowo, semua aku tinggalin.
Sejak yang kebiasaan yang dulu, aku belajar introspeksi diri,bahwa aku bukan anak remaja terus, yang harus terus bersenang senang ngga penting. Saatnya aku mulai berfikir masa depan, masa dimana aku harus melangkah sendiri menentukan nasib hidupku kelak. Sudah saatnya aku berhenti bermain main mempermainkan perasaan cowo. Setidaknya dari masa lalu, aku bisa lebih milih milih lagi jika memilih teman,maupun seorang cowo.
pagi itu, aku melangkah berangkat sekolah dengan suasana hati gelisah,cemas, menjadi satu tak karuan. Rasa yang terus merasa tertahan sendiri semakin lama semakin sesak jika terus kusimpan sendiri. Ntah apa yang membuatku kembali lagi mengingat sosok cinta pertama itu, apa karna dia cinta pertamaku,ataukah karna dia sudah membuatku merasa terpukau mengetahui dirinya yang berbeda dengan cowo lainnya. Ntahlah
Perlahan aku menaiki tangga dengan semburat muka tertekuk sekali menyapa teman dengan senyuman ngirit. sampai dikelas, lesu,tidak semangat,diam menjadi satu kesatuan yang sangat kompak . Istirahat pertama mendorong langkah kakiku untuk pergi menemui temanku yang biasa menampung curhatanku. Walaupun dia bukan sahabatku,dia adalah teman yang paling mengerti perasaanku dan dia selalu punya cara bagaimana membantuku disaat aku sedang bermasalah dengan hati. aku cukup lega jika sudah bercerita dengannya. Hanya dia teman yang tau tentang pribadi hatiku yang sangat menjadi hal privasiku saat itu. Aku bercerita dengannya tentang kegelisahan,mimpi,dan kecemasan yang aku rasakan terhadap orang yang pernah memberi arti cinta pertama kali di hidupku. Si al aku menyebutnya.
Setelah temanku cukup tau tentang masalah hati yang aku alami, dia sedikit mulai bertindak untuk membantu menyelesaikan masalahku. Ntah aku tak tau dia berkata apa sama si al tiba tiba si al memberi pesan mesege dan tanpa basa basi dia bertanya sama aku dan menawari untuk ngajak balikan. Saat itu aku cukup kaget dan tidak menyangka dia akan berkata seperti itu.
Mulai awal itu aku lalui hari hari sama dia dengan sms,telfon dll. Sampai saatnya aku terlalu munafik menjadi seorang wanita. Cinta yang aku harapkan sudah datang menghampiriku. tapi dengan keras kepalaku yang tetap berpegang pada takdir, aku lebih mengulur jawabanku atas ajakannya balikannya dan memilih tetap memasrahkan semua pada takdir.
Ntah apa sebenarnya yang ada difikanku saat itu, serasa aku memainkan alur critaku sendiri,egois sama diri sendiri dan sampai akhirnya menjadi senjata sendiri buatku.
Mungkin terlalu lama aku menelantarkan jawaban itu sampai pada akhirnya disaat aku mau mulai memberi jawaban buat dia, tiba tiba dia memberi pernyataan bahwa dia belum bisa menerimaku. Disaat dia berkata seperti itu,aku tidak menanyakan alasan kenapa dia berubah seperti itu. semua sudah berlalu. Aku melanjutkan hari hariku lagi meskipun masih berat melepasnya.
Di awal ku masuk ke sekolah menengah atas (SLTA),Disitu aku mulai tersadar bahwa selama aku bersama dia dulu dalam hubungan tanpa status, aku sudah menelantarkan jawaban dan sedikitpun tidak menghargai sikap baiknya yang dia tunjukkan sama aku. Aku bingung dengan apa yang aku rasakan dulu. Dia seakan menjadi tokoh utama yang ada dalam cerita cintaku. Ntah apa yang ada pada dirinya aku tak tau. Serasa dirinyalah yang terbaik buatku. Sejak saat dia membuat pernyataan seperti itu, hari hari ku mulai kembali tak semangat lagi, hampir setiap hari aku menangis dan menangis, seakan terus menyesali perbuatanku. Aku seperti orang yang kehilangan arah.aku mencoba menyibukkan diri untuk sedikit terhindar dari masalah itu, tapi rasanya sangat sulit. Semakin aku terus melihat kebaikannya semakin sulit bagiku buat menghapus semua memory tentangnya. Saat itu aku mulai belajar sejenak menenangkan hati dan fikiran dengan tidak membahas,melihat semua tentangnya.
Berhari hari aktivitasku lebih menjerumus sama dunia maya. Terus menerus nge post kegalauan kegalauan yang ngga penting. Kegalauan yang sudah mengganggu konsentrasi sekolahku. Saat itu sekolahku sudah mulai kacau. Nilaiku menurun,lebih menghabiskan waktu dikamar dan cenderung malas dan merenung terus.tanpa mikirin dampak buruknya buat sekolahku sendiri. Mungkin itu pemicu aku sering galau. Semakin lama aku semakin galau, Tapi ngga lama aku menenal sosok cowo yang merubah semuanya.
Awal perkenalanku sama dia, tidaklah special ataupun berkesan. Di dunia maya kita dipertemukan untuk saling mengenal satu sama lain. Dia orang yang selalu hadir di setiap aktivitasku di dunia maya. Diam diam dia selalu memperhatikan aktivitasku di dunia maya. Hampir semua status di jejaring facebook yang aku buat, dia selalu selalu hadir dan memberi komentar. Saat itu aku beranggapan semua orang yang berkomentar tentang status yang ku buat tidak penting dan hanya pendapat biasa yang tak penting buat aku tanggapi.tanpa aku sadari, Semakin lama dia semakin terus memperhatikankku di dunia maya. Beberapa minggu kemudian, ada pesan masuk dari nama pengguna facebook yang bernama “andhika prakoso” dialah orang itu. orang yang selalu hadir di setiap aktivitasku di jejaring sosial. Dengan basa basinya,dia berkenalan sama aku dan ujung ujungnya minta nomor ponselku. Saat itu, aku ngga begitu merespon baik dia karna aku anggap ngga penting. karna saat itu,aku masih galau berat dan baru mengalami drop akut karna cinta. Aku abaikan pesannya dan aku minta maaf sama dia karna ngga bisa memberikan nomor ponselku. Satu hari kemudian, tiba tiba aku berubah fikiran, Aku merasa sangat butuh sekali seorang teman cowo yang bisa menghiburku disaat saat galau. aku merasa Dia orang yang pas buat ku jadikan teman sharing saat itu. ketika aku kembali liat cara dia berkata kepada cewe,caranya mendekatiku, dia cukup menarik perhatianku. Dan itu awal aku lebih kenal sama dia.
Hampir setiap hari dia selalu sms terus, baru 3 hari dia sudah terlihat cerewet dan banyak Tanya Tanya. Dia bisa mengimbagi karakterku yang cenderung dingin dan cuek, saat itu dia orangnya ternyata cukup sabar menghadapi orang jutek +cuek kaya aku ini. Dia cukup menghiburku saat itu. dia sempat bertanya tentang kegalauan kegalauan yang selalu aku tunjukkan ketika sedang aktiv di jejaring sosial facebook. Aku menceritakan masalah kegalauanku semua sama dia termasuk orang yang sudah bikin aku galau alias si mantan. Dia seakan ingin menghiburku dan dia selalu menyarankan untuk tidak galau karna ngga penting. Dengan gaya humornya, dia berkata seperti itu. aku merasa tersemangati saat itu. dia bisa sedikit mengembalikan normal semua perasaanku,sampai pada suatu hari dia ngajak buat ketemu tapi aku menolak karna aku ngga minat sama sekali buat ketemu ketemu dulu sama orang asing. Ya walaupun aku sudah sedikit kenal dia, tapi itu belum cukup. Aku masih waspada sama dia, aku masih beranggapan bahwa dia itu orang yang selengek an,ngga sopan,suka kluyuran kluyuran ngga jelas kaya cowo cowo pada umumnya,pokoknya negative terus yang ada di fikiranku tentang dia. ntah apa yang membuatku selalu berfikir seperti itu setiap kenal dengan cowo. Ya tapi ngga pa pa lah lebih baik seperti itu bisa lebih waspada buat kedepannya.
Kali kedua dia ngajakin ketemu lagi, dan aku nolak lagi,kali ketiga ngajakin lagi dan nolak lagi, dan buat kali ke empat ,dia ngajakin lagi dan itu disaat aku lagi ada waktu luang dan kesepian di rumah, ya udah aku iya in aja ajakannya malam itu.malam itu aku diam diam kluar buat ketemu dia, dia aku kasih alamat rumahku tapi aku suruh nunggu di depan sekolah sd yang ngga jauh dari rumahku.aku sempat berangan angan kalau nanti aku sudah ketemu sama dia,dan orangnya seperti yang ada di fikiranku, pkoknya aku mau jauh jauh dari dia,aku ngga mau kenal dia lagi. Aku membuat janji seperti itu sama diriku sendiri saat itu. Aku berjalan kearah sekolah itu, aku liat ada cowo dengan kendaraanya di samping sd itu. aku masih bingung apa itu dia apa ngga. Sambil noleh sana sini. Tiba tiba dia sms “ayo” . oh berarti itu memang dia. lalu dia ngajak jalan jalan malam itu keliling kudus. Disepanjang perjalanan ternyata dia orangnya sama seperti ketika pertama kenal . Tetep humoris,murah senyum, aslinya tambah keliatan cerewetnya ketika dia banyak ngomong ketimbang aku.Banyak candaan candaan yang dia buat di sepanjang perjalanan. Dia bikin aku ketawa lepas, kita sangat klop dalam berkomunikasi baik langsung maupun tak langsung. Baru ketemu aja, aku sama dia sudah gampang nyatuin ke akrab an. Begitu asyiknya becanda sampe lupa waktu kalau hampir pukul 20.00. aku minta pulang dan diantar di deket sd lagi. Dia sempet mau nganterin sampe rumah tapi aku bilang jangan dan belum berani. Dia nurut aja apa kataku.
Sampe dirumah,sesekali aku senyum senyum sendiri teringat akan candaan dia,dia membuatku nyaman ketika aku di dekatnya. Sampai beberpa hari, dia ngajakin ketemu lagi buat yang kedua kalinya, Aku langsung mau karna aku sangat happy kenal sosok dia yang humoris dan murah senyum itu. Aku merasa dihargai aja sebagai cewe. Pertemuan kedua itu, dia bertanya tentang kejujuran sama aku “tadi kluar alasannya bilang apa” “ya nyari tugas lah” “berati bo’ong” “yah gimana lagi, kalau ngga kaya gitu,ya ngga bisa kluar” “bilang aja kalo kluarnya sama aku” “aku belum berani” “terus sampe kapan mau bo’ong” “emmb ngga tau deh aku” “ mendingan bilang jujur aja kalo mau kluar ma aku, daripada bo’ong kaya gitu malah bahaya, biar ortunya tau kamu pergi kemana and sama siap jadi ngga khawatir. Nah kalo bo’ong kya tadi ntar kalo aku orang ngga baik gimana,ntar kalo kamu aku apa apain gimana, kan ngga tau ortunya, bilang aja ya” “aku belum berani” “kenapa kok belum berani” “ya belum berani aja takutnya ntar dimarahin” “ngga ngga, ngga akan dimarahin ? percaya deh sama aku “ “ ya udah deh kapan kapan aja aku bilangnya” “ntar aja kalau habis pulang ini kamu langsung bilang” “ udahlah gampang ntar lah aku bilang kalo udah waktunya” “sampe kapan ? sampe dosanya numpuk segunung ? daripada dosanya numpuk numpuk terus mendingan langsung bilang” “ yaya ntar aku tak bilang”.
Sampe rumah aku mikir mikir cari moment yang yang pas buat bilang sama ibuk. Ngga lama kemudian handphoneku bergetar ada mesege dari dia 089xxxxxxxxx “gimana udah bilang apa belum” “emhh belum, aku maju mundur nih takut malah” “ ngga usah takut tak dukung dari sini ya” “ ya udah lah udah dulu ya ini udah ada ibuk aku mau bilang” “yaudah sukses ya”.
aku beraniin malam itu cerita semua tentang kebohonganku pas kluar sama cowo. Dan ibuk ternyata merespon baik, ibuk ngga marah, malah menasehati ngga pa pa asalkan ngga macem macem. Aku lega banget malam itu. itu pertama kalinya aku berani bilang hal yang udah lama aku sembunyiin. Aku langsung sms dia
to 089xxxxxxxxx “ aku udah bilang sama ibuk barusan, ternyata ibuk aku ngga marah kok malah nyaranin agar ngga macem macem aja” “ tu kan apa kataku .... bener kan ibuknya ngga akan marah... kalo udah gini kan enak, aku kalo ngajak kamu kluar jadi bisa langsung kerumah minta izin langsung sama ibuknya, bisa sekalian kenalan sama ibuknya juga hehe” “ya deh iya”.
Sampai pertemuan ketiga, dia ngajak ketemu lagi, dia mau jemput di rumah tapi aku belum siap karna aku ngga enak kalo diliat tetangga. Dia ngertiin itu dan dia aku suruh nunggu di gang deket rumahku. Pas aku sama dia udah jalan, dia bertanya “tadi bilang gimana kluarnya” “ ya bilang kalo mau kluar sama kamu lah” “ bagus deh” sambil dia senyum senyum sendiri ketika aku liat dari kaca spion motornya. Dia ngajakin makan malem,Sampai disuatu tempat,kita duduk berhadapan, Dia liat aku, aku juga liat dia.kita sama sama tersipu malu. Aku selalu liat dia selalu senyum terus kalau lagi sama aku, Saat makan, kita tak henti hentinya bikin kegokilan yang kocak abis,dia becanda in aku terus, Kita ketawa terus, dan dia asik banget orangnya.
Sebelum jam 20.00 dia ngantrein aku pulang, sampai rumah, aku malah mulai berfikir lebih “dia tu udah berkali kali ngajakin ketemu,kenal juga lumayan lama, tapi kok hanya sebatas gini ya...ah yaudah lah ngga papa” ngga lama kemudian dia sms “lagi apa ?” “ ini lagi tiduran aja” “aku boleh nanya ngga” “apa” “ini mungkin memang terlalu cepet, tapi daripada ditunda tunda mending aku bilang sekarang” “knp ?” “kamu mau ngga jadi pacar aku” “kamu yakin ? ngga nyesel ntar?” “ ngga. Ini udah aku fikirin mateng mateng” dia bilang kalau aku orangnya asik karna aku merasa nyaman juga sama dia,dan dianya juga asik orangnya, akhirnya aku trima ajakannya buat pacaran dan status kita berubah menjadi pacaran mulai malam itu 14 agustus 2013.
tgl 7 sepetember dia ultah, aku bela belain ngga tidur sampe jam 00.00 demi dia. aku mengirim pesan buat dia. to 089xxxxxxxxx “happy birthday ya sayangku :* semoga panjang umur,tambah baik bla..bla...bla...” paginya dia baru bles “makasih ya sayangku :* maaf ya sayang aku semalem udah tidur jadi ngga aku bales”” iya sama sama sayang, ngga papa kok aku Cuma pingin jadi orang pertama yang ngucapin itu di hari special kamu :*” “makasih ya sayang :*” “ntar malem kluar ya sayang” “aduh maaf ya sayang aku ngga bisa aku ada urusan lain. Gimana dong” “yaudah lah ngga usah padahal aku pingin kluar sama kamu” padahal aku saat itu ngerjain dia,sengaja bikin dia kecewa. Tapi akhirnya aku juga mau kluar sama dia malam itu.
3 bulan kita menjalani pacaran,didalam waktu itu, kita lalui hari hari bareng, karna libur sekolahku jum’at dan libur sekolah dia minggu, setiap hari kamis dan sabtu dia selalu maen kerumah,nonton film bareng,terkadang juga pergi kluar jalan jalan or makan di luar,kadang nge juize di tempat biasa, dan ngobrol bareng, dan masih banyak lagi keseruan yang aku lalui sama dia. Kita selalu ketawa terus setiap lagi berdua bareng. Pernah sekali dia bikin aku nangis dan aku bener bener kecewa tapi dia terus minta maaf,aku fikir itu Cuma kesalah fahaman yang harus aku respon dengan pemikiran yang rasional. karna aku orangnya gampang maafin orang, aku maafin dia tapi masih sedikit ngga ngerespon baik pesan mesege nya,saking kecewanya. Dia lalu minta kerumahku buat bicara sesuatu,Tapi aku ngga mau dia kerumahku dulu,aku ngga mau ibuku tau masalahku sama dia. terus aku minta ketemu di tempat biasa kita nge juize bareng. aku datang duluan, Ngga lama kemudian dia datang, tetap dengan murah senyumnya dia melihatku. dan duduk di depanku dengan sapaan senyum manisnya itu. dia melihat aku sambil minta minta maaf atas semua masalah tadi, sekali aku menjawab dengan jawaban ngirit. Dia terus merayu dan merayu,sambil menghiburku. aku lebih banyak diam dan dia lebih heboh dengan cerewetnya itu, dia berusaha membuat suasana malam itu menjadi ceria, sampai akhirnya dia membuatku ketawa lagi dan suasana yang semula hening tiba tiba menjadi ceria kembali dengan candaan candaan nya.
Next day perlahan sikap yang dulu ngga terlihat mulai terlihat ketika status sudah berubah pacaran. Dulu dia selalu bersikap santai,dan tak mempermasalahkan jika sms nya aku balas lama tapi semenjak pacaran, setiap aku telat balas pesan, dia selalu nething dan mengira aku lagi marah lah apa lah bla bla bla... sampai aku bingung harus dengan cara apa aku jelasin.yang paling parah dia mulai salah faham akan mantanku yang dulu pernah aku critain sama dia. dia ngira aku masih suka sama mantanku, Dia benar benar salah pemikiran, dan ngga mau mencoba mendengarkan dan mencerna semua penjelasanku. Dia tetap pada pendiriannya. Hampir 4 bulan terakhir itu hubunganku sama ngga semulus sebelumnya. Kita cenderung terus berdebat. Sampai di suatu hari, hampir sehari kita tidak saling berkomunikasi, Aku menunggu sms dari dia,tapi ngga ada sms satupun yang masuk dari dia.aku sempat melihatnya aktiv di dunia maya tapi knp dia ngga sms. Aku fikir ntar dia bakalan sadar sadar sendiri, tapi sampai pada malamnya dia ngga sms juga. Kira kira pukul 21.00 aku mencoba sms dulu, dia malah tiba tiba member pernyataan yang sangat menyakitkan buat aku “udah cukup kamu buat aku sakit hati terus,udah cukup sampe disini aja,aku ngga tahan sama perlakuan kamu,kamu selalu nyakitin perasaanku, aku selama ini sudah sabar kali ini sudah cukup kesabaranku. Aku minta mulai sekarang kamu ngga usah ganggu hiduku lagi. Aku sudah terlanjur sakit hati” aku syok berat menlihat pernyataan nya itu. aku terus menjelaskan sekuat kesabaran dan fikiran aku tp ttep saja dia lebih memilih jalan fikirannya tanpa dicari solusinya lagi. Perdebatan kita di lanjut sampai pagi hari. Aku tetap mohon,minta maaf sama dia dan mencoba menjelaskan kesalah fahaman yang terjadi tapi tetap saja dia tidak mau mendengarkan prkataanku. Sampai aku mohon mohon dengan merendahkan diriku sendiri, Aku lakukan itu karna aku masih sayang dan cinta sama dia. saat itu dia dia berkata kepadaku “aku ngga mau kamu bicara kaya gitu lagi, aku mau ngasih kesempatan kedua tapi kamu ngga usah berkata kaya gitu lagi”. Disitu aku berfikir mungkin dia terpaksa melakukan itu. tapi aku ngga peduli, semua bisa berubah dan aku akan berusaha merubah semuanya normal.
Hampir satu bulan hubungan kita mulai dengan saling membuat perubahan, terutama aku, aku berusaha mati matiaan merubah semua demi dia,demi hubungan kita. Disaat hubungan kita tak ada masalah apa apa, tiba tiba dia memberi pernyataan yang mengagetkanku malam itu. pernyataan yang halus namun sangat amat membuat hancur perasaanku “sayang seandainya kita ngga pacaran gimana, kita masih tetep temenan kok, aku Cuma ngga mau kita berantem terus” sebuah pernyataan aneh dan alas an yang tidak rasional. Pernyataan yang seharusnya tidak dia ungkapkan di saat hubungan kita tak ada masalah apa apa. Aku merasa dikhianati, hatiku hancur sehancur hancurnya kesekian kalinya. Yang paling parah, ketika aku Tanya ? dia mengakui bahwa dia terpaksa memberi kesempatan kedua sama aku karna kasihan. Dan lebih parahnya dia juga mengakui bahwa semua rangkaian kata cintanya sebulan terakhir itu ternyata sandiwara.
Perasaanku hancur sehancur hancurnya, kedua mataku berderaian air mata tanpa hentinya ketika malam itu menerima kenyataan pahitnya. aku tidak habis fikir akan disakiti oleh orang yang benar benar sudah meberi warna baru dalam hidupku,orang yang benar benar aku sayangi dengan tulus.
Satu bulan aku belajar untuk move on dari dia,ngga ada rasa dendam sedikitpun dari hatiku, semua ini sudah takdir yang harus aku terima, mungkin ini sudah jadi jalan yang harus aku terima. walaupun sulit, terus aku coba. Perlahan bisa, walaupun rasa itu masih tertinggal di hati ini. Begitu aku mendengar dan melihat bahwa dia sudah punya pengganti baru, aku sedikit bisa lebih mudah melepas cintanya.aku merasa tersadar aku harus bisa melepas dia, aku harus terus lanjutin hari hariku menjadi normal. Walaupun rasanya masih sakit,perlahan aku bisa.
Satu bulan aku sedikit bisa menyibukkan diriku dengan aktivitas baru, dan sedikit lupa akan kegalauan tentang masa laluku. Aku sudah cukup tenang dengan aktivitas baruku saat itu tanpa memberatkan fikiranku buat mikirin tentang cowo.
Pagi itu disekolah saat istirahat pertama seperti biasa aku maen ke kelas temen temenku yang berbeda kelas sama aku. Tiba tiba salah seorang temanku memanggil manggilku dengan sebutan nama “andhika” reflek aku langsung bilang “ issh apaan sih, ngga usah nyebut nyebut nama itu lagi napa ?jangan coba ngingetin lagi deh, ngga mau kan kalau aku galau terus.” Temanku itu langsung memberi tau sesuatu sama aku tentang dia bahwa sebenernya andhika itu sudah sebenernya masih sayang sama aku. Dan bahagia kalo sama aku. Disitu aku langsung berfikir bahwa itu Cuma kata kata biasa dan aku anggap Cuma gurauan saja. Aku tidak menanggapi serius perkataan temanku itu. aku langsung balik ke kelasku dan jalanin aktivitas biasa. Tanpa aku tau ternyata setelah aku bailk ke kelas, temanku masih lanjut saling komunikasian membahas tentang aku dan aku ngga tau mereka membahas apa.
Sore harinya ketika aku mau pergi sama ibuku, tiba tiba temenku tadi datang. Dia ngomong kalau andhika mau minta maaf sama aku dan dia nyesel dan mau dateng ke rumahku sore itu juga. Aku kaget dan bingung sendiri, ini maksudnya apa ? kenapa jadi gini ? aku ngajak temenku masuk ke dalam, beberapa menit kemuadian, dia datang perlahan masuk ke dalam rumah dan duduk di debelahku. Aku ngga bicara sedikitpun karna ngga ada yang perlu dibicarakan lagi.dia ganti posisi duduk di depanku Dia memulai pembicaraan “aku mau minta maaf ” “baru nyadar” “kamu masih suka sama mantanmu kan” “itu lagi ....suka ngga berati cinta kan ? aku suka karna aku mengagumi dia” “ya udah aku minta maaf, aku baru nyadar ternyata kamu orange baik banget” “selama ini kemana aja” “iya aku minta maaf” “ya” aku boleh ngomong sesuatu ngga” “silahkan” “ntar pasti kamu mikir yang aneh aneh” “ngomong aja” “kamu mau ngga balikan sama aku” “terus pacarmu gimana” “aku udah ngga sama dia” “ow” “gimana, mau ngga kalo ngga mau ngga papa kalo mau Alhamdulillah” “aku butuh waktu” “berapa lama” “ntar malem habis isya” “ya udah tak tunggu”
Sore menjelang petang dia masih dirumahku juga temanku. Tiba tiba hujan deras, terpaksa mereka tetap di rumahku sambil nunggu hujan reda. Sampai maghrib masih hujan. Kita sholat bareng. Habis itu kembali ngobrol ngpbrol lagi. Sekitar hampir pukul 19.00temenku pulang duluan walaupun masih sedikit hujan dia terjang karna sudah malem. Dan si dia masih di rumahku nunggu hujan reda. Di depan rumah aku sama dia malah maen maen air ujan. Basah basah an sama air hujan. Kita ketawa lepas,dia becandain aku seakan terlupa akan maslah yang dulu.
Aku ngajak dia ke dalem lagi karna diluar dingin. Kita bercanda lagi,ketawa lagi, tiba tiba dia bilang “ini udah jam 19.00 gimana ?” “apa” “halah kamu gitu” “kamu serius ? apa ngga ganggu kamu, bentar lagi kan mau UN “ “ngga ngga, itu bisa diatur “ “ya udah tapi kamu harus nurut peraturanku. Kalo sms an ngga boleh sering kalo bisa 2 minggu sekali or kalo bisa malah 1 minggu sekali biar kamunya lebih focus lagi” “bentar banget 1 minggu sekali, 2 minggu sekali ya “ “ ya udah gpp” “satu minggu 7 kali deh” “udah jangan ngeyel nurut aja demi kebaikanmu juga”
Malem itu hujan udah reda. Dia pamitan sama ibuk aku dan pulang.
Keesokan harinya aku berangkat sekolah dengan senyum baru. Aku bahagia banget pagi itu, sampe dikelas, aku crita sama temen sekelasku tentang kejadian semalem dan temenku kaget. Awalnya temenku ngga setuju dengan jawabanku atas dia, tapi perlahan aku meyakinkan temenku bahwa semua akan baik baik saja dan temenku mengikuti mauku saja jika itu membuatku bahagia.
Sepulang sekolah, aku istirahat bentar. Tiba tiba ada sms masuk dari dia “sayang” “dalem bang pupul” “kok bang pupul sih ?” “lah terus” “pake sayang kan lebih enak” “ iya bang pupul sayang ?” “nah gitu kan enak diliatnya hehe” bla la bla....
Malem harinya kita kembali membahas masalah kemarin malem “sayang kalo terpaksa nrima aku mending ngga usah aja daripada sayang nyesel” “ngga bang ,aku Cuma ngga habis fikir aja sama perlakuan bang pupul yang dulu” ”say aku ngga boleh pacaran sama ortuku kok, aku disuruh focus ujian, sebenernya aku pingin banget kita pacaran tapi kondisinya ngga dukung” “ trus apa maksud nya kemaren dateng minta maaf ngajakin balikan trus ujung ujungnya kaya gini nykitin lagi” “kamu jangan marah tah” “semoga lancar dg persiapan UNnya dan bisa nerusin ke pendidikan yang kamu pinginin” bla...bla...bla....
Berlanjut sampe pagi “kamu jangan marah tah,aku ngga mau kamu marah, kalo kamu marah ntar aku jadi tambah ngga bisa konsen” “seharusnya kalo kamu ngga pingin fokusmu terganggu, kemaren seharusnya ngga usah bela belain dateng minta maaf cos ngajak balikan ujung ujungnya nyakitin lagi kaya gini” bla...bla...bla....
Mulai saat itu aku merasa sudah disakiti kesekian kalinya sama dia tapi aku mencoba sabar dan ikhlas menerima semua ini. Aku semakin berfikir positif saat itu. aku harus lebih hati hati lagi kalau mau nentuin sesuatu.aku ngga menyesali semua ini, aku berfikir ini mungkin sudah takdirnya seperti ini, Aku mencoba menormalkan hari hariku kembali, Aku jalani hari hari seperti biasa walaupun kadang jika teringat akan dia, aku galau lagi. Tapi aku percaya semua akan baik baik saja. Aku berfikir positif aja tentang dia, mungkin dia memang harus lebih focus ke ujiannya. Dan aku juga harus tetep mkir ke depan lanjutin kegiatanku sekolah.
Beberapa bulan kemudian, di hari ultahu yang ke 17, tiba tiba dia muncul lagi, dia orang pertama di hand phoneku yang ngirimin pesan ucapan hampir pukul 01.00. “happy birthday ya umi...semoga tambah pinter... wish you all the best J :* ({}) :D bla..bla..bla..“ aku baru bales pagi hari “makasih” “maaf banget ya aku ngga bisa ngado apa apa L” “santai aja. Doain yang terbaik aja udah cukup” “tapi beneran kok aku ngga enak sama kamu” “ santai aja kalik,kaya orang aja pake ngga enak segala” “baru tau ya :D “ “yayaya” “yaudah met sekolah ya J” “iya” itu terakhir percakapan kita dan sampai sekarang aku ngga pernah lagi komunikasian sama dia. dia sibuk dengan sekolah dan persiapan menjelang UN nya,juga mempersiapkan buat masuk ke universitas yang dia inginkan. dan sekarang,aku cukup happy dengan aktivitasku, memperbanyak bikin puisi dan cerpen. sekarang semuanya biar going the flow aja. Petualangan cintaku aku rasa sudah cukup sampai dia saja dulu sampai mendapatkan yang benar benar bisa menerima aku apa adanya dan tulus mencintaiku. Pengalaman pengalaman yang dahulu biarlah jadi crita indah dimasa depan. Aku ngga akan menoleh kebelakang terus, aku akan focus ke depan, Aku akan lebih serius nempuh pendidikan dulu, masa lalu,biarkan menjadi bekal ku untuk terus maju ke depan untuk terus berfikir positif dan belajar buat bersikap lebih dewasa lagi menyikapi suatu hal. Menjadi dewasa ternyata memang sulit,dan aku percaya suatu saat waktu akan merubahku menjadi dewasa.
Buat kelanjutan ceritanya,wait me aja ya kaya gimana nanti...see you "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar